Salah satu informasi yang sangat
penting sebagai dasar pengambilan kebijakan terkait komoditas padi/beras adalah
data produksi, yang merupakan hasil perkalian antara luas panen dan
produkstivitas. Selama ini produktivitas yang diperoleh dari hasil survei ubinan
adalah dalam kualitas gabah kering panen (GKP). Sementara data produksi yang
dipublikasikan BPS adalah dalam kualitas gabah kering giling (GKG) dan data
yang diperlukan Pemerintah dalam perumusan kebijakan pangan adalah dalam bentuk
beras. Penghitungan produksi padi/beras dari GKP ke GKG dan dari GKG ke beras
dilakukan dengan menggunakan angka konversi GKP ke GKG dan konversi GKG ke
beras.
Angka konversi dari GKP ke GKG dinyatakan dalam persen. Angka ini menunjukkan banyaknya GKG yang diperoleh setelah proses pengeringan GKP, yang dalam hal ini dipengaruhi oleh dua komponen, yaitu pengurangan kadar air dan kehilangan secara fisik (susut) selama proses pengeringan. Angka konversi pengeringan gabah dari GKG ke GKP menurut hasil survei konversi gabah ke beras oleh BPS pada tahun 2012 secara nasional adalah sebesar 83,12 persen. Angka ini terpaut selisih 2,90 poin lebih rendah dibanding angka konversi pada tahun 2005-2007.
Angka konversi dari GKP ke GKG dinyatakan dalam persen. Angka ini menunjukkan banyaknya GKG yang diperoleh setelah proses pengeringan GKP, yang dalam hal ini dipengaruhi oleh dua komponen, yaitu pengurangan kadar air dan kehilangan secara fisik (susut) selama proses pengeringan. Angka konversi pengeringan gabah dari GKG ke GKP menurut hasil survei konversi gabah ke beras oleh BPS pada tahun 2012 secara nasional adalah sebesar 83,12 persen. Angka ini terpaut selisih 2,90 poin lebih rendah dibanding angka konversi pada tahun 2005-2007.
Sumber : Deptan
0 komentar:
Posting Komentar